Seperti diketahui para penggemar kuliner bahwa salah satu kuliner khas kota Ponorogo adalah Sate Ayam Ponorogo. Sate Ayam Ponorogo cukup terkenal kelezatannya. Bahan yang digunakan untuk produksi Sate Ayam Ponorogo biasa menggunakan daging ayam, kulit, dan jeroan seperti ati dan ampela. Namun bagian ceker, kepala dan tulang ayam untuk beberapa produsen memang sengaja tidak digunakan dan dibuang. Meski ada beberapa produsen sate ayam tetap menggunakannya sebagai sate tangkar.
Dari sini muncul ide untuk memanfaatkan "Limbah" sate ayam yang berupa tulang, kepala dan ceker untuk dimasak menjadi satu menu kuliner baru di kota Ponorogo. Kang Joe Ponorogo sempat mengolah "Limbah" Sate Ayam ini menjadi satu masakah yang cukup booming di Ponorogo. Balungan ayam utuh satu ayam dimasak menggunakan bumbu rempah tradisional nusantara dengan cita rasa pedas manis yang beliau namakan sebagai menu Oseng Fosil Ayam. Penyajiannya juga disesuaikan dengan selera pembeli. Tersedia dalam tingkat kepedasan Level Paud (tanpa cabe), TK, SD, SMP dan SMA. Namun juga banyak pelanggan yang request sampai level Sarjana, Doktor ataupun Profesor.
Namun seiring berjalannya waktu, bahan untuk masakan Oseng Fosil Ayam ini semakin sulit didapat. Banyaknya permintaan dari para pemain baru terhadap "Limbah" sate ini membuat Balungan ayam semakin langka. Menu masakan berbahan "Limbah" sate atau balungan semakin menjamur dengan nama yang berbeda-beda.
Demikian reportase WKP kali ini.
Semoga bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman pecinta kuliner di berbagai kota di Indonesia
Tetap semangat..
Tetap berkarya...
Salam kuliner
No comments:
Post a Comment